Minggu, 06 Maret 2011

Melasti di Yeh kuning Jembrana

ribuan umat hindu memadati kawasan pantai yehkuning Mendoyo, Selasa (2/3) kemarin, mereka berasal dari beberapa desa dan kelurahan baik dari sekitar kecamatan mendoyo maupun jembrana, ratusan pratima dijejer di pinggir pantai sebagai tanda penyucian dan pembersihan menjelang perayaan hari raya Nyepi tahun baru saka 1933 yang jatuh pada Sabtu, 5 Maret 2011 mendatang. kegiatan melasti ini juga mendatangkan keuntungan bagi para pedagang yang sudah menyanggongi tempat pelaksanaan nyepi sedari pagi. persembahyangan dilaksanakan setelah dilakukannya pekelem satu ekor kerbau di tengah laut. sekitar pukul 12.30 wita seusai nunas tirta dan pelaksanaan upaara semestinya pratima kembali ke desa pekraman masing-masing.melasti juga dilaksanakan dibeberapa tempat seperti untuk desa adat di wilayah negara melasti ke pengambengan, melaya ke candikusuma dan tempat lainnya. perayaan nyepi yang jatuh setahun sekali dijadikan momentum umat hindu untuk mawas diri dan melaksanakan tapa brata penyepian, pecalang diminta lebih sigap dalam mengamankan desa pekramannya masing-masing agar nyepi di tahu baru saka 1933 ini berjalan dengan aman dan lancar serta tenang.disisi lain pengerupukan saat pelaksanaan pengarakan ogoh-ogoh beberapa instansi dan lembaga adat juga menghimbau untuk berjalan tertib dan menghindarkan diri dari minum-minuman keras. beberapa waktu lalu aparat juga sempat merazia tempat-tempat yang diduga menjual minuman keras. bahkan beberapa tokoh masyrakat meminta aparat kepolisian untuk menertibkan petasan dan bom bambu yang sebelum perayaan nyepi sudah memekakkan telinga.

Penyebrangan Gilimanuk padat dan antrean lebih dari 3 jam

Negara ( Swara Negara ) - Sejumlah pengendara sepeda motor mengeluhkan antrean yang terjadi di pelabuhan gilimanuk sehari menjelang hari raya Nyepi Jumat (4/3) menurut keterangan Surya Wijaya ia harus rela mengantre selama lebih dari 3 jam bahkan ia belum sampai dimulut loket dan diperkirakan ia bisa sampai antre hingga lebih dari 6 jam, menurut surya wijaya antrean yang cukup panjang ini terjadi karena hanya dibuka satu loket saja sehingga antrean menjadi panjang karena ribuan kendaraan terutama roda dua memadati pelabuhan gilimanuk, satu sisi menurut surya wijaya loket untuk kendaraan roda empat kosong dan lenggang, kenapa petugas atau pengelola pelabuhan tidak sigap, sementara ASDP gilimanuk yang hendak dimintai tanggapannya tidak bisa dihubungi. Surya Wijaya yang berencana pulang ke jawa berharap tidak sampai telat karena harus antre danberdesak-desakan agar bisa cepat menyebrang apalagi ia mengeluhkan panasnya cuaca serta tidak adanya tenda peneduh. Ia berharap agar pengelola pelabuhan lebih sigap dalam memberi pelayanan kepada penumpang terutama mereka yang antre membeli tiket menyeberang. Sementara itu diperkirakan aktivitas penyeberangan dan antrean akan mengalami puncaknya pada sore hingga malam hari bahkan hingga pukul 10.45 wita antrean mencapai radius 2 kilometer hingga puskesmas gilimanuk (Tim liputan Negara FM)

Nelayan Temukan Guci Kuno di Perairan Pengambengan

Negara (Bali Post) -Warga pesisir Pengambengan, Kamis (3/3) lalu, dikejutkan dengan ditemukannya sebuah guci kuno di dasar perairan Pengambengan oleh sejumlah nelayan yang sedang menjaring ikan. Informasi yang dihimpun Minggu (6/3) kemarin, warga masih penasaran dengan guci yang diduga sudah berada di dasar laut puluhan tahun itu. Kini, guci antik itu masih disimpan di rumah salah seorang nelayan di Dusun Ketapang Muara Desa Pengambengan.

Salah seorang warga, Ahmad Nurul Ibnulah (28), mengatakan saat itu ada sekitar 16 warga sekitar termasuk dirinya mencari ikan dengan cara menjaring. Saat pertama jaring ditebar dan ditarik ke tepian, warga mendapatkan ikan. Hal serupa terulang hingga tiga kali, warga memperoleh hasil ikan walaupun sedikit. Namun pada saat menebar yang keempat kalinya, jaring terasa berat diangkat. "Sekitar pukul 12.00 wita, jaring terasa berat dan aneh seperti ada benda lain selain ikan," terang Nurul.Setelah beberapa meter dari bibir pantai, terlihat sebuah benda mengkilap seperti guci menyembul dari air. Warga pun semakin penasaran dan menariknya dengan cepat. Uniknya, benda berbentuk guci itu tahan dengan benturan. Ketika diketuk, suaranya nyaring seperti berbahan logam, namun sekilas terlihat ringkih mudah pecah. "Sempat diketuk-ketuk dengan batu dan sempat jatuh pun tidak pecah. Sampai saat ini kami belum tahu apa bahan guci itu," terangnya.Selain itu, warga pernah mencoba mengerik dengan logam dan kaca, justru uang logam dan kaca itu yang habis terkikis. Nurul sempat akan menggunakan guci itu untuk tempat penyimpan beras. Tetapi lima belas rekannya yang ikut menarik jaring menyarankan supaya guci itu dijual saja karena diduga barang antik. Sejak ditemukan, sudah beberapa orang menawar guci itu dengan harga ratusan ribu rupiah, tetapi ditolaknya.Nurul menduga, guci ini merupakan sisa-sisa peninggalan barang rampasan kapal Jepang yang karam di perairan ini pada zaman kemerdekaan lalu. Menurut salah seorang tetua, Jawawi (74), pada tahun 1942 pernah ada kapal Jepang yang kandas dan tenggelam saat dikejar kapal selam Belanda. Bangkai kapal yang karam itu pun kini masih ada di sekitar perairan Pengambengan. Bahkan saat air laut surut, cerobong kapal Jepang yang karam itu nampak.Dikatakannya, kapal itu mengangkut kulit sapi sekitar 3.000 tumpuk dan ketika kandas masyarakat sekitar sempat mengambilnya. Selain itu, terdapat guci dan piring-piring antik. Diduga, guci yang ditemukan ini sisa dari barang-barang kapal Jepang yang karam tersebut.

Mandi di Pantai, Lima Pemuda Tenggelam

Negara (Bali Post) -Nasib malang dialami lima orang pemuda dari Desa Penataran, Busungbiu, Buleleng. Niat mereka bermain bola dan mandi di pantai Pangyangan, Pekutatan harus berakhir dengan nasib tragis karena mereka tenggelam di pantai yang memang ombaknya cukup besar tersebut. Informasi yang dihimpun Bali Post di TKP, Minggu sore (6/3) kemarin, salah seorang saksi Putu Edi Ana (21) warga dusun Suastika, Pangyangan mengatakan, saat itu delapan orang tersebut sedang bermain bola di depan Pura Segara. Semakin lama mereka yang membentuk lingkaran itu semakin mendekati bibir pantai. Hingga sekitar pukul 17.30 tiba-tiba salah seorang dari mereka terseret gelombang.

''Saya kira mereka bercanda ke tengah, ternyata ada yang terseret ombak. Teman-teman langsung membantu dan baru ketemu empat orang. Satu orang di antaranya meninggal,'' tandasnya.Hingga kemarin malam tim dari Basarnas, Kepolisian dengan dibantu warga masih melakukan pencarian di lokasi dengan bantuan lampu penerangan genset. Salah seorang korban selamat, Komang Agus Edi Setiawan ditemui di Puskesmas Pekutatan mengatakan, dirinya hendak membantu temannya yang tergulung ombak. Namun justru dirinya ikut tertelan ombak tersebut dan dia baru tersadar sudah tergeletak di Puskesmas. ''Saya tidak tahu lagi siapa teman saya yang masih tenggelam, niat kami mandi seusai Nyepi,'' tandas siswa kelas III SMP 2 Busungbiu, Buleleng ini.Ayahnya yang Nampak menemaninya, Ketut Ginawa (45) mengatakan anaknya sempat pamit hendak memperbaiki motornya yang rusak. Namun sekira pukul 17.00 wita dia mendengar kabar anaknya dan teman-temannya tenggelam di Pangyangan. ''Beruntung anak saya dapat ditemukan, beruntung anak saya bisa ditemukan. Masih empat lagi yang belum ketemu,'' terangnya.Menurut keterangan warga yang sempat berpapasan dengan mereka, sejatinya kedelapan orang ini akan mandi di Pelabuhan Pekutatan. Akan tetapi di Pekutatan suasananya ramai, sehingga mereka memilih mandi di Pangyangan. Kemudian mereka berjalan kaki menuju Pantai Pangyangan.Menurut dokter jaga Puskemas, dr. Eli Widiastuti, korban yang meningal Putu Abdi (18). Sedangkan Ketut Sumardiana (18), Sudarmawan (18) dan Komang Agus Edi Setiawan (18) masih dirawat intensif. ''Yang masih selamat ini hanya mengalami shock saja, tidak ada tanda-tanda kesalahan pernafasan atau air yang masuk,'' ujar dr Eli.Sedangkan empat orang lainnya Komang Maradona (18), Rizky (16), Candra Wisnawa (16), dan I Gede Juli Artika (17) sampai kemarin malam belum diketemukan. Diduga keempat pemuda ini juga meninggal dunia dan hingga saat ini masih dalam pencarian. Menurut salah seorang petugas di lapangan pencarian terkendala cuaca yang kemarin malam hujan lebat dan malam hari. Sementara itu Kapolsek Pekutatan AKP Putu Adhi Putra seizin Kapolres Jembrana ketika dikonfirmasi malam kemarin membenarkan kejadian tersebut. Pihaknya hingga saat ini masih dalam penyelidikan dan pencarian keempat korban.

Terkait Kasus Kebakaran DPRD akan Panggil Polres Jembrana

Negara (Bali Post) -Maraknya kasus kebakaran yang secara kebetulan terjadi pada rumah pejabat dan aktivis LSM antikorupsi mengundang tanda tanya dari kalangan DPRD Jembrana. Apalagi kasus yang menimpa rumah salah seorang aktivis LSM yang disinyalir dibakar hingga kini belum ada kejelasan dari pihak yang berwajib. Menyikapi masalah tersebut, DPRD Jembrana pada pekan ini akan memanggil Polres Jembrana lewat Kapolres Jembrana untuk hearing.

Anggota DPRD Jembrana I Nyoman S. Kusumayasa ditemui seusai pemantauan kebakaran rumah milik Sekkab Jembrana mengatakan, kejadian yang secara kebetulan beruntun dialami aktivis antikorupsi I Ketut Sujana di BB Agung dan Sekkab Jembrana I Gede Suinaya perlu disikapi serius oleh aparat kepolisian. ''Memang untuk kasus kebakaran yang dialami rumah Sekkab Jembrana di Candikusuma belum diketahui, tapi untuk rumah milik Sujana kan ada indikasi dibakar, kita ingin tahu bagaimana penanganannya,'' terang Suheng.Sebab sampai saat ini belum ada kejelasan mengenai kasus pembakaran rumah milik aktivis antikorupsi tersebut. Selain masalah kebakaran, DPRD juga akan mempertanyakan kinerja Kepolisian terkait kasus-kasus lain yang menonjol di Jembrana.DPRD telah mengajukan undangan untuk hearing pada Rabu (9/3) lusa ditujukan kepada Kapolres Jembrana. Kasus kebakaran yang kebetulan menimpa rumah aktivis LSM dan pejabat Sekkab Jembrana menurut mereka harus ditangani maksimal. Kasus kebakaran di Jembrana sedikit sensitif pada sebulan belakangan ini, sejak kasus kebakaran rumah milik aktivis LSM I Ketut Sujana yang ternyata mengarah pada pembakaran.Hingga saat ini kasus dugaan pembakaran tersebut ditangani oleh Polres Jembrana. Secara kebetulan, rumah milik Sekkab Jembrana I Gede Suinaya di Candikusuma pada Rabu (2/3) malam lalu ludes dilalap api. Kejadian tersebut menjadi perhatian publik dan menduga-duga kebakaran ini juga ada unsur kesengajaan oleh orang misterius.Menurut keterangan Sekkab Jembrana I Gede Suinaya diduga api bersumber dari dupa untuk sembahyang ibunya Rabu siang. Tetapi keterangan ibunya menyebutkan lain bahwa tidak sempat menyalakan dupa di rumah yang beratapkan alang-alang itu. ''Untuk kasus kebakaran rumah Bapak Sekkab ini kita belum tahu penyebab, karena belum ada hasil dari Labfor. Tetapi kasus rumah Cong (Ketut Sujana) ada indikasi dibakar. Nah ini penanganannya bagaimana? Kita harapkan dalam hearing nanti bisa diketahui,'' ujar Kusumayasa

Rabu, 02 Februari 2011

Kanwil Dephum Ham Bali membantah, LSM lapor Menteri

Negara ( Radio Swara Negara ) sejumlah kejanggalan dalam proses jenguk tahanan di rutan negara dibantah oleh Kepala Kantor Wilayah Departemen Hukum dan Ham Bali Taswen Tarib BCIM. MH saat kunjungan dan sidak ke Rutan Negara, Rabu (2/1/11) sore pukul 18.00 wita, ia ditemani beberapa karyawan dephum ham bali dai unsur struktural dan staf. diterima kepal rutan negara Slamet Supartono dan staf rutan negara, diawali pemeriksaan setiap sel termasuk fasilitas yang ada dilanjutkan dengan pertemuan dengan karyawan rutan, seusai pertemuan Taswen langsung dicerca pertanyaan oleh wartawan salah satunya adalah dugaan memasukkan perempua misterius ke sel winasa atau kedalam LP termasuk pungli dan bebas keluar masuknya kendaraan di rutan negara, menurut Taswen tarib setelah pemeriksaan dan laporan dari kepala rutan negara tidak ditemukan indikasi yang disampaikan masyrakat apalagi memasukkan perempuan kedalam rutan, kalaupun ada masyrakat harus memberikan bukti yang kongkrit termasuk orang atau pegawai yang memasukkan , jam berapa dan siapa, pihaknya akan bertindak tegas dan langsung akan mencopotnya.Taswen tarib juga menyoroti tentang sel yang sekarang sudah dirubah nama menjadi wisma agar lebih akrab dengan warga binaan,ia menyatakan tahan yang ada dirutan bukanlah penyakit melainkan warga yang punya masalah yang harus diobati dan direhabilitasi. sementara itu dari pantauan wartawan radio swara negara setelah kejadian Jumat 28 januari lalu pintu gerbang rutan negara ditempel tulisan mobil atau kendaraan dilarang masuk rutan kecuali ijin ka rutan, selain itu di kaca loket ditempel tulisan tidak dipungut biaya bagi pengnjung tahanan, mengenai tanggapan kakanwil dephum dan ham bali Taswen tarib, ketua LSM Forda jembrana Ketut " cong " Sujana menyatakan berlawanan dengan fakta -fakta yang ada seperti foto, peristiwa peristiwa yang dilihat dengan kasat mata seperti keluar masuknya mobil , tidak diperiksanya winasa dan pemeriksaan yang tidak terbuka karena pemeriksannya adalah teman sendiri. hal itu semua diabaikan oleh Kanwil kementerian Hukum dan Ham Bali, kesimpulannya menurut cong, kementrian hukum dan ham masih melindungi orang-orang yang menjalankan praktek-praktek mafia hukum. cong menambahkan Forda LSM akan melaporkan hal ini ke Menteri Hukum dan Ham dan Satgas pemberantasan mafia hukum. ( Wis )

dua warga banjar dauh pempatan tewas disambar petir

Negara ( Radio Swara Negara ) sungguh tragis yang dialami dua orang perempuan paruh baya asal desa dangintukadaya banjar dauh pempatan, sore hari pukul 16.00 wita, rabu 2/1/11 ketika hujan dan petir bersahut-sahutan kedua perempuan itu berteduh disebuah gubug persawahan di desa mereka, korban Ni Made Karti 58 tahun ibu rumahtangga dan Ni Made Pariyanti 40 tahun keduannya beralat yang sama yakni warga banjar dauh pempatan, kecamatan mendoyo. kilat dan guntur yang begitu besarnya ditambah hujan angin yang begitu lebat memaksa keduanya berteduh, ettapi apa dikata nasib berkata lain. petir menyambar keduanya hingga tewas di TKP. polisi langsung sore itupun turun kelokasi untuk olah TKP sementara jenasah keduanya langsung dibawa ke rumah duka masing-masing. ( Wis )

Selasa, 01 Februari 2011

CATATAN PINGGIR : UJANG SANG PENJUAL BANROS DARI BANDUNG

oleh Swara Negarafm pada 01 Februari 2011 jam 23:06

Negara ( Radio Swara Negara )Kalau setiap hari anda berkunjung ke rumah sakit dan rutan negara pastilah anda tidak akan lupa dengan ketawa khas dan penganan laki-laki ini, jajanan yang dijualnya juga sangat berbeda dengan pedagang lainnya, dengan dipanggul setiap hari menjajakan jualannya kepada para pembesuk baik pembesuk rumah sakit maupun penjara, Ujang kelahiran bandung kira-kira umurnya saat ini menginjak 50-an tetapi usianya tidak membatasi geraknya dalam mengaiz rejeki walapun ukuran rejeki yang diterimanya tidaklah banyak seperti apa yang dilakukan koruptor. Ujang adalah sosok sederhana dari keluarga sederhana, berjualanpun sederhana bisa dimana saja tergantung orang yang akan membeli dagangannya, menurut ujang setiap hari ia bermodalkan 50 hingga 70ribu rupiah, modal ini ia belikan bahan-bahan baik tepung ketan hingga kelapa dan gula pasir selain bahan bakar yang digunakan untuk memasak penganannya.

Dari hasil jualannya perhari paling banter menurut ujang ia mendapatkan untung 10 ribu rupiah setiap kali jualan, namun ia mensyukurinya, apapun hasil yang didapat akan diterimanya asalkan dari keringatnya sendiri, tidak mencuri, merampok ataupun tindak kriminal lainnya. Siang hari ia terlebih daulu menjual dagangnnya di rutan negara menjelang sore baru ia pindah dagangan ke rumah sakit negara hingga malam setelah habis dagangannya ia baru pulang memetik malam hingga tidur lelap untuk membangunkan pagi dengan aktivitasnya kembali. Penganan yang kalau orang bali melihatnya mirip seperti “Jaja Uli “ tetapi yang satu ini ketan yang dicampur parutan kelapa lalu dipanggang setelah matang lalu langsung dinikmati dengan gula pasir, pelanggannya banyak baik pembesuk napi, penjenguk yang sakit hingga polisi dan wartawan yang meliput seorang pejabat pemerintah terkenal masuk bui dan menjadi pembicaraan hangat disetiap sudut desa. Sialnya pada saat pejabat itu hampir tiba di rutan kompornya meleduk dan mengeluarkan asap untung Ujang dibantu aparat kemanan mampu menanggulangi kebakaran atau kecelakaan kecil tersebut sehingga tidak sampai memanggil pemadam kebakaran, atas kejadian itu ujang mengaku mengalami kerugian salah satunya penganan yang baru ia buat hangus, tercampur air dan tidak bisa dinikmati, tetapi syukur ia tidak sampai membuat pemindahan tahanan korupsi tidak jadi dimasukkan ke rutan gara-gara insiden kecil tersebut, namun dengan cekatan ia langsung memperbaiki peralatan dagangnya lantas beberapa saat kemudian ia langsung kembali berjualan, ia bersyukur dan berterimakasih kepada bapak aparat yang membantu memadamkan kompor banrosnya. Hingga saat ini ujang mengaku berhati-hati jika berjualan terutama mengahalngi pintu masuk apalagi dengan keadaan cuaca dan angin kencang. Bahkan orang yang sering bercengkrama dengannya selalu ingat ketika ia membawa sebuah lonceng dari tanduk kerbau... banros.... banros.... uenak euy.. ( Wis )

Organda jembrana mesadu ke DPRD Jembrana Terkait bus sekolah yang mematisurikan angkutan di jembrana

oleh Swara Negarafm pada 01 Februari 2011 jam 15:55

Negara ( Radio Swara Negara) sejumlah organisasi kendaraan umum dibawah bendera organda jembrana , selasa 1 pebruari mengadu ke DPRD Jembrana , melalui wakil ketua organda Ketut Subadi didampingi 8 orang lainnya diterima di lantai 2 gedung DPRD jembrana oleh komisi C, dipimpin ketuanya Ida Bagus Susrama, subadi atas nama organda menyampaikan keluhan para supir dan pengusaha angkutan di jembrana agar mengevaluasi keberadaan bus sekolah yang selama ini telah membuat mati surinya akngkutan di jembrana, garara- gara bus sekolah menurut subadi banyak angkutan yang kolap bahkan sampai-sampai emnjual armadanya dan membuat ratusan pengemudi menganggur, menaanggapi hal ini komisi C tetap mendengar aspirasi awak kendaraan umum di jembrana dan akan emmplenokannya lebih lanjut, paling tidak kenyamanan dan tarif yang diberikan kepada masyarakat tidak mencekik apalagi siswa yang menggunakan moda transportasi yang ada. Sementara itu anggota komisi C putu kamawijaya menilai apa yang dilakukan untuk menyediakan bus sekolah adalah ide yang baik tetapi teknis pelaksanaannya kadang tidak jalan, bahkan ida bagus susrama menerima laporan dari orang tua murid kalau bisa ada bus sekolah yang nyaman , bahkan ada beberapa sekolah yang sudah tidak emnggunakan bus sekolah

sementara ketut subadi menyatkaan sebaiknya dalam setiap program tranposrtasi apapun harus melibatkan organda, Karen aorgandalah yang laing tahu sebera dan berapa armada yang diperlukan di jembrana, karena kalau dirunut sebelumnya pemkab tidak mempunyai data yang pasti selama lima tahun ini sehingga banyak pengusaha angkutan yang harus menjadi korban dengan adanya bus sekolah. Dan menurut subadi selama ini angkutan di jembrana zero aciden , bagimana bisa menerapkan dan membuat bus sekolah dengan alas an banyaknya angka kecelakaan akibat siswa membawa kendaraan dikaitkan dengan keberadaan kendaraan umum di jembrana, agar dPRD mempertimbangkan kebijakan untuk memakai bus sekolah kembali.

Seperti pemberitaan sebelumnya, bus sekolah yang dipergunakan beberapa sekolah seperti SMU 1 dan 2 menuai kecaman dari organda dan asosiasi pengemudi dan pengusaha angkutan dijembrana, bahkan pemda dan DPRD jembrana sempat didemo supir dan kernet kendaraan unm di jembrana beberapa waktu lalu.(Wis )

Pungli di Rutan negara dan bebasnya mobil keluar masuk

oleh Swara Negarafm pada 01 Februari 2011 jam 16:42

Negara ( Radio Swara Negara ) Sejumlah persoalan yang mencuat di media mengenai kejanggal di rutan Negara, ditanggapi kepal rutan Negara slamet supartono didampingi anak buahnya saat menerima awak media di kebut rutan negara, menurutnya ia tidak akan mengambil resiko atas berbagai persoalan yang terjadi di rutan negara baik dari persoalan keluar masuknya kendaraan di rutan hingga pungli 2000 rupiah di loket rutan. Ketika ditanya apa yang akan dilakukan terhadap persoalan ini, mulai senin ini semua kendaraan karyawan di parkir diluar serta tidak diperkenankan kedalam agar tidak emnimbulkan kecurigaan mayrakat, ditanya mengenai kegiatan winasa apa saja yang dilakukan setiap hari, dikatakan slamet supartono sama seperti napi lainnya , ia berbaur, baik bangun pagi , olahraga, hingga istirahat, mengenai dugaan memasukkan wanita atau orang kedalam rutan pihaknya juga sedang mneyelidikinya termasuk pungli 2000 rupiah, hingga saat ini pihaknya akan memeriksa 5 orang 2 orang tahanan rutan dan 3 diantaranya pegawai rutan, mengenai sangsi pihaknya akan tetap memaki prosedur yang berlaku bagi pegawai rutan. Soal sidak yang dilakukan menkum ham dari denpasar ia menyatakan hari ini tidak ada sidak rencannya rabu ini karena rutan jembrana saja yang belum mendapatkan kunjungan, ketika ditanya apa ada akitannya dengan persoalan yang terjadi di rutan negara, slamet memandang hanya sidak rutin. Bagaimana dengan sinyalemen kebun yang dipakai sebagai tempat mesum sjumlah napi tahun 2000 an, ia menyatakan saat itu tidak menjabat, namun untuk saat ini ia akan tegas dengan tindak tanduk oknum anak buahnya.

Seperti diberitakan sebelumnya pungli di rutan negara mencuat jumat lalu ketika wartawan radio swara negara memergoki sejumlah pembesuk memberikan uang 2000 rupiah dan KTP kepada petugas, akibat difoto uang 2000 rupiah tidak jadi diterima hal, ini terjadi saat jam besuk kedua sehinggapetugas mengeluarkan surat ijin pembesuk. Bahkan sinyalemen begitu bebasnya tahanan keluar masuk dan kendaraan pribadi keluar masuk terlihat dari pantauan awak media beberapa hari memantau ditahannya winasa dirutan negara tersebut. Ketut Cong sujana LSM forda jembraan bahkan sabtu 29 januari lalu telah emmbangun posko pemantau korupsi, bahkan senin 31 januari telah memasang lampu penerangan, dikatakan cong aktifitas pemantauan dilakukan terutama sore dan malam hari, mengenai soal pungli dan kendaraan bebas keluar masuk rutan negara, pihaknya merasa rutan negara telah kecolongan dan yang bertanggungjawab adalah kepala rutan negara. ( Wis )

Ibu Jero semangat wanita pedagang makanan angkringan

Setiap pagi sekitar jam 9 pagi ibu jero sandat panggilan akbrbnya mulai menjajakan dagangan angkirangannya di sekitar wilayah satria pendem dan sekitar kota, tetapi lebih bnayak ibu jero ini berjualan di satria, apa yang dijual ? banyak jawabnya, asal dengan harga murah dan terjangkau oleh pembelinya, ibu jero sandat ini adalah wanita pekerja keras, ia merupakan sosok ibu yang pantang menyerah untuk bisa menghidupi keluarganya diluar nafkah yang diberikan oleh suaminya. Dengan kendaraan Honda supranya dipenuhi oleh dagangan merupakan langganan karyawan radio swara Negara dan warga sekitar, bayangkan jika ia tidak berjualan satu hari saja, perut para karyawan dan warga sekitar mulai loncat-loncat untuk mengganti menu selain dangangan angkring yang dijual ibu jero sandat ini. Menurut sinta salah satu pelanggan ibu jero, dirinya terbantu apalagi makanan dan jajanan yang dijual ibu jero ini murah dan bervariasi dari harga Rp. 500 hingga Rp. 1.000, bahkan ada nasi betutu dan be guling seharga Rp. 3.000, saking murahnya dagangannya cepat laku, biasanya rata-rata pelanggannya membeli hingga Rp. 5.000. soal rasa, jangan dikata tidak enak, semuanya sama seperti pedagang kelas emperan atau rumah makan kebanyakan, karena jika hambar rasanya tidak mungkin akan banyak pelanggan yang setiap hari harus menunggu datangnya ibu jero ketempat tinggal para pembeli. Keuntungan pembeli menurut dian adalah kita didatangi tidak perlu jauh-jauh membeli makanan apalagi pekerjaan menuntut untuk segera diselesaikan.
Ibu jero mengaku berangkat menjajakan dagangan angkrigannya mulia pukul 10.00 dan selesai atau dagangannya habis pukul 13.00 wita. Itupun paling lama karena menurut ibu jero dagangan yang ia jajakan sudah mempunyai penggemarnya sendiri, paling banyak yang membeli nasi bungkus betutu dan sayur-sayuran mulai dari lawar, hingga pusuh biu sebungkus plastic kiloan dengan harga Rp.1.000,- ada juga sumping, pisang goreng, lumpia, sate, jagung, semangka, papaya, dan makanan lainnya yang murah namun membuat perut keroncongan menghilang. “Yummy…. Terimakasih bu jero “ kata agus sembari meminta besok untuk mampir lagi dan menyediakan sayur pusuh biunya yang mantap. ( Wis )

Empat Hari Minggat dari Rumah Remaja Digauli Tiga Orang

Negara (Bali Post) -Gara-gara tidak terima dimarahi orangtua, anak baru gede (ABG) nekat kabur dari rumah. Celakanya, selama kabur remaja 16 tahun asal Gilimanuk ini bekerja di salah satu warung remang-remang di Delodberawah, Mendoyo dan digauli oleh tiga lelaki hidung belang.

Informasi yang dihimpun sumber di Gilimanuk, Minggu (30/1) kemarin menyebutkan orang tua korban baru mengetahui anaknya digauli dari pengakuan anaknya itu sendiri ketika pulang. Awalnya korban tidak pulang ke rumah seusai masuk sekolah Sabtu (22/1) lalu. Orang tua remaja ini pun sempat kebingungan dan mencari putrinya itu ke mana-mana, tetapi tidak juga ketemu.

Lalu selang empat hari kemudian atau pada Rabu (26/1) tiba-tiba remaja ini menelepon salah seorang keluarganya. Dia meminta kerabatnya itu menjemputnya di Terminal Negara. Dia akhirnya kembali ke rumah dan menceritakan apa yang dialaminya selama minggat. Ia mengaku bekerja di sebuah warung remang-remang di Delod Berawah. Dan yang mengejutkan, selama bekerja di warung remang-remang itu dia sempat melayani tiga pria dengan waktu yang berbeda. Keluarga korban yang tidak terima melaporkan kejadian ini ke polisi.

Awalnya dia berhubungan dengan Putu AS (22) dari Perancak, Jembrana di pinggir pantai dekat warung. Berlanjut pada hari selanjutnya Made S (35) dari Delod Berawah di sebuah hotel di Negara. Menurut informasi, kedua pelaku ini kini sudah diamankan di Polres Jembrana. Sementara pelaku ketiga, yakni Ags (25) yang juga dilakukan di sebuah hotel di Negara belum diringkus dan masih diselidiki polisi.

Dikonfirmasi, Pahumas Polres Jembrana Kompol Nengah Sukarta didampingi Kasat Reskrim Polres Jembrana AKP Ketut Suparta seizin Kapolres Jembrana membenarkan menangani kasus yang melibatkan anak di bawah umur itu. Kasus ini menurutnya masih dalam pengembangan dan baru dua pelaku yang diamankan. Para pelaku dijerat pasal 81 UURI No 23 tahun 2002 tentang pelindungan anak.

Tolak Ngebon Obat Oknum Polisi Pukul Kaca Apotek RSU Negara

Negara (Bali Post) -Situasi di apotek RSU Negara, Minggu (30/1) kemarin sedikit ricuh. Terjadi cekcok antara pelayan apotek dengan seorang pembeli obat. Bahkan diduga tersulut emosi lantaran tak diperbolehkan ngebon obat. Si pembeli obat yang seorang oknum anggota polisi itu memukul kaca jendela hingga retak.

Menurut informasi kemarin siang, rusaknya kaca jendela tempat penyetoran resep itu terjadi setelah oknum berinisial Putu W ini hendak menebus obat pasien kecelakaan. Pasien atas nama RN yang beralamat di Banjar Bale Agung Desa Mendoyo Dangin Tukad mengalami luka robek dijidat.

Saat itu, oknum polisi ini tadi hendak mengambil obat setelah menyodorkan resep. Selanjutnya diberikan nota obat dan karena aturan maka obat itu harus ditebus. Namun oknum polisi bermaksud ngebon dahulu, tetapi ditolak. Petugas loket tersebut pun tidak memperbolehkan ngebon, walaupun petugas sempat meninggalkan jaminan berupa KTA dengan maksud agar obat bisa dibawa dulu, tetap tidak diperbolehkan, petugas itu tidak berani menerima KTA sebagai jaminan dan mengembalikan KTA itu. Dipicu itulah kemudian tiba-tiba oknum polisi langsung memukul kaca hingga retak. Insiden itu sempat disaksikan sejumlah pembeli obat yang antre menunggu giliran. Seusai melampiaskan emosinya, petugas itu langsung pergi. Lantaran tidak terima dengan fasilitas yang rusak, petugas loket yang enggan disebutkan namanya ini mengaku akan menyampaikan pada bagian Farmasi RSU Negara. Sejatinya petugas ini hendak mengkonsultasikan dengan atasan tetapi polisi tadi sudah keburu emosi dan memukul kaca loket hingga retak.

Ratna Jenguk Winasa

Negara (Bali Post) -Ratna Ani Lestari akhrinya menjenguk juga Prof. Winasa di Rutan Negara, Kamis (27/1) kemarin. Menurut informasi di rutan, dia membawakan suaminya makanan dan keperluan lainnya. Selain Ratna, juga menjenguk Patriana Krisna dan puluhan kerabat lainnya.

Patriana Krisna membenarkan sempat mengunjungi ayahnya di Rutan Negara. Menurutnya, apa yang menimpa ayahnya ini merupakan cobaan yang harus dilewati dan ke depan pihaknya bisa lebih mawas diri. ''Apa yang terjadi sekarang ini tentu berpengaruh pada kami, karena saya sendiri harus bolak-balik Kediri-Jembrana untuk mengurus bapak,'' katanya.

Patriana yang akrab dipanggil Ipat, yang merupakan calon bupati dari Partai Demokrat dalam Pemilukada Jembrana, juga membenarkan kalau Ibu Ratna Ani Lestari juga sempat mengunjungi ayahnya.

Posko Winasa Kumpulkan Tanda Tangan LSM Bangun Posko Tandingan

Negara (Bali Post) -Sejak dibuka secara spontan Rabu (26/1) lalu, Posko Peduli Prof. Winasa yang berada di Jalan Udayana, Negara hingga Kamis (27/1) kemarin sudah mengumpulkan sekitar 1.000 tanda tangan. Tanda tangan itu dibubuhkan di kain warna putih dan dipasang di tembok-tembok Gedung Marhaen tersebut.

Gedung ini sebelumnya juga merupakan posko pemenangan pasangan cabup-cawabup yang diusung Demokrat-Partai Golkar, Patriana Krisna-Ketut Subanda. Dari pantauan Bali Post siang kemarin, hanya terdapat beberapa orang yang menjaga posko. Mereka mengaku warga Jembrana dan merupakan pendukung pasangan Kartikajaya dan Cipta Negara (Jaya-Negara).Salah satu pendukung Dewa Darmada asal Mendoyo Dangin Tukad mengatakan ada beberapa yang sudah datang membubuhkan tanda tangan sebagai bentuk dukungan moral. Rencananya para pendukung akan datang kemarin siang untuk bersama-sama menjenguk di Rutan Negara.

Di depan gedung tersebut juga terdapat spanduk berisi tulisan ''Tritura (tiga tuntutan rakyat)'' dan berjejer di dalam gedung spanduk-spanduk lain berisi dukungan dan tanda tangan warga.

Posko Tandingan

Ditahannya Winasa di Rutan Negara menyebabkan rutan kelas II itu menjadi sorotan publik. Termasuk di antaranya masyarakat dan LSM yang ikut mengawasi aktivitas rutan. Koordinator LSM Forda I Ketut Sujana mengatakan masyarakat sekitar Baler Bale Agung dan LSM akan terus mengawal dan mengawasi aktivitas di rutan yang berada dekat dengan RSU Negara itu. Hal ini untuk mengantisipasi celah-celah penyelewengan terutama terhadap tersangka kasus korupsi kompos yang menyita perhatian, Prof. I Gede Winasa.

Tambah Sujana, dari pengamatannya sejak sore setelah Winasa masuk rutan, seseorang terlihat membawa kasur lipat dan bantal. Kasur tipis itu diduga untuk tahanan yang ada di dalam tahanan. Begitu juga saat malam, ia juga melihat ada orang yang membawa dua bungkusan plastik warna merah dan hitam. Bungkusan tersebut ditaruh di dekat pohon depan pintu masuk rutan. Beberapa saat kemudian ada orang keluar dari rutan bermaksud mengambil bungkusan itu. Melihat hal itu, Sujana bersama rekan lainnya berteriak dan orang itu masuk kembali ke rutan.

Kepala Keamanan Rutan Negara I Made Ardana membantah ada yang membesuk malam hari. ''Memang ada kemarin yang mau masuk, saya tidak persilakan karena jam malam dan bukan jadwal besuk,'' terangnya.

Siang kemarin juga ada kejadian ganjil di mana ada seorang perempuan misterius yang datang masuk ke rutan saat istirahat sebelum jam besuk siang. Diduga orang tersebut masuk menemui Winasa. Namun hingga jam besuk habis dan sejumlah wartawan serta LSM menyanggongi beberapa jam, orang tersebut belum keluar. Padahal waktu besuk hanya dibatasi 15 menit. Orang tersebut masuk sekitar pukul 11.00 wita. Sebuah mobil Karimun warna silver juga terlihat masuk ke dalam rutan. Hingga pukul 15.30 wita, mobil Karimun tersebut belum juga keluar.

Baju Tahanan Kekecilan

Negara (Bali Post) -Hari pertama Winasa di Rutan Negara sebagian besar dihabiskan menerima tamu. Sejumlah sanak keluarga dan rekan-rekan silih berganti menjenguk Winasa. Kepala Keamanan Rutan Negara I Made Ardana ditemui kemarin mengatakan, selama berada di dalam tahanan kegiatan Winasa sesekali ngobrol dengan teman satu sel dan tidur.Saat pagi hari kemarin Winasa juga ikut senam pagi sekitar 15 menit berbaur dengan seluruh napi yang menghuni rutan. Di dalam tahanan, lanjutnya, kondisi Winasa baik saja hanya terlihat sedikit batuk-batuk. Setelah senam, Winasa juga ikut bekerja bakti bersih-bersih di areal rutan bersama napi lainnya. Winasa juga sesekali berinteraksi dengan napi lainnya. ''Pak Winasa ikut kerja bakti, memungut daun-daun kering dan selanjutnya istirahat,'' tandasnya.

Menurutnya, yang membesuk kemarin tidak begitu padat. Putra pertamanya, Patriana Krisna (Ipat), juga terlihat menjenguk bersama kerabat lainnya. Ipat sempat besuk, cuma sebentar sekitar pukul sepuluh. Winasa selama di dalam sel juga masih mengenakan celana jeans pendek dan baju sebelumnya. Semestinya Winasa memakai baju rutan berwarna biru, namun ternyata baju seragam itu kekecilan sehingga diperbolehkan memakai baju biasa.

Massa Winasa Bangun Posko

Negara (Bali Post) -Puluhan pendukung dan kerabat tersangka Winasa, Rabu (26/1) kemarin memadati halaman Kejari Negara dan Rutan Negara. Mereka menyambut Winasa setibanya dari Kejati Bali.

Mereka mengaku spontan datang memberi dukungan moral kepada mantan Bupati Jembrana itu. Bahkan, beberapa di antaranya membuat Posko Peduli Prof. Winasa di seputaran Jalan Udayana. Menurut salah seorang pendukung, posko itu didirikan untuk menampung dukungan moral dari warga untuk Prof. Winasa. Posko yang berada di timur kantor KPUD Jembrana itu akan dibuka sampai proses persidangan selesai.

Tersangka kasus kompos yang juga mantan Bupati Jembrana Prof. I Gede Winasa dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Negara, Rabu (26/1) kemarin. Winasa diantar sejumlah penyidik Tipikor Polda Bali dengan mobil Avanza hitam DK 1067 YF sekitar pukul 13.30 wita. Winasa langsung dibawa masuk ke ruangan Kasi Pidsus Endrianto Isbandi guna penyerahan. Selanjutnya menyusul JPU Kejati di antaranya Wayan Sumadana dan Ida Ayu Alit.

Winasa datang mengenakan celana pendek jeans serta baju batik warna putih didampingi tim pengacara dari kantor OC Kaligis. Winasa terlihat santai dan bahkan saat disorot kamera awak media, Winasa mempersilakan sambil tertawa lebar. Proses penyerahan sedikit menyita waktu hingga beberapa jam lantaran menunggu anaknya, Kadek Danendra atau Dimas. Bahkan, menurut sumber, pihak Winasa sempat memohon agar saat dibawa ke rutan dibawa dengan mobil pribadi, tidak dengan kendaraan tahanan. Tetapi keinginan itu ditolak dan akhirnya Winasa dibawa dengan mobil tahanan milik Kejari Negara sekitar pukul 15.15 wita. Winasa juga sempat dibawakan makan siang oleh keluarganya sebelum dibawa ke rutan.

Sementara itu situasi di luar kantor Kejari Negara kemarin nampak ramai yang sebagian besar kerabat Winasa. Di antara mereka mengaku dari Yayasan Tat Twam Asi bentukan Winasa dan mahasiswa Stitna/Stikes. Mereka hadir untuk memberi dukungan moral kepada mantan bupati yang sering meraih Muri itu.

Proses pelimpahan ini mendapat kawalan ketat dari Polres Jembrana dan Polsek Kota Negara. Satu peleton Samapta dikerahkan untuk pengamanan di sekitar kantor Kejari Negara. Sementara pengamanan di Rutan Negara dilakukan personel Polsek Kota Negara. Bahkan, kendaraan tahanan Kejari dikawal patrol Dalmas dari Kantor Kejari hingga rutan.

Kapolsek Kota Negara AKP Erwin Pratomo, SIK. mengatakan pengamanan hingga masuk ke dalam rutan. Situasi di rutan pun dipadati kerabat dan pendukung Winasa.

Pengacara Winasa, Supriyono, mengatakan pihak pembela hukum tetap akan berupaya mengajukan penangguhan. Disinggung tentang permintaan Winasa agar diangkut mobil pribadi, menurutnya, itu hanya lisan dan Winasa tidak masalah kalaupun harus naik mobil tahanan. ''Enggak masalah kan akhirnya naik mobil tahanan juga,'' terangnya.

Supriyono membenarkan pihak keluarga belum tanda tangan lantaran anaknya Winasa masih dalam perjalanan ke Negara. Sementara istri Winasa, Ratna Ani Lestari, Supriyono menyatakan tidak tahu. ''Kalau belum datang maka diwakilkan untuk ditandatangani,'' jelasnya. (kmb26)

Ee... Ketemu Lagi

SETIBANYA Winasa di Rutan Negara, tersangka pabrik kompos ini langsung disambut kerabat dan keluarga yang telah menunggunya. Di dalam rutan Winasa sempat melakukan registrasi serta cek kesehatan sebelum masuk sel tahanan rutan.

Di sela-sela pemeriksaan, Winasa sempat mengatakan kepada wartawan bahwa apa yang dialaminya ini merupakan konsekuensi politik. Winasa selanjutnya masuk ke dalam ruang tahanan dan disambut oleh terdakwa kompos lainnya yang telah dijatuhi hukuman.

Winasa nampak menyalami satu per satu penghuninya, termasuk mantan-mantan anak buahnya yang tersangkut kasus pabrik kompos. Tim pengacaranya yang mendampingi sampai sel, Supriyono, mengatakan tidak ada masalah saat di dalam blok korupsi itu dan mereka saling jabat tangan.

Suryadi, mantan Kadis PULH, sempat mengatakan ''akhirnya kita bertemu lagi''. Namun hal itu tidak dibalas Winasa.

Kepala Rutan Negara Slamet Supartono ditemui Bali Post mengatakan tersangka akan ditempatkan di blok khusus korupsi, pisah dengan narapidana lain. Blok ini berada di samping blok khusus perempuan atau Wisma Srikandi. Kendati mantan bupati, perlakuan tidak diistimewakan dan sama seperti penghuni rutan yang lainnya.

Dengan ada tambahan Winasa, maka jumlah penghuni Rutan Negara sore kemarin sekitar 126 orang. Winasa berada satu blok dengan terpidana lima kasus korupsi lainnya di antaranya mantan Bendesa Dauhwaru Dwipawiyasa serta terpidana korupsi kompos yakni IGK Mulyarta, Gede Nyoman Sadguna, Nyoman Suryadi dan Permadi. Winasa menempati sel nomor 3 di Wisma Yudhistira itu.

Winasa Tempati Sel I.B. Indugosa

RUANG tahanan nomor 3 di blok Wisma Yudhistira Rutan Negara menjadi tempat tinggal sementara mantan Bupati Jembrana I Gede Winasa selama proses hukum berlangsung. Di sel ukuran 3 x 4 meter itu, Winasa tinggal bersama dua terpidana lainnya.

Kepala Keamanan Rutan Negara I Made Ardana mengatakan sel yang ditempati Winasa itu sebelumnya ditempati mantan Bupati Jembrana I.B. Indugosa. Di ruangan itu Winasa akan ditemani dua terpidana kasus pencurian yakni Wiasa dan Sridana. Kendati masih dalam blok korupsi, penempatan narapidana lain perlu untuk menemani. ''Itu sudah protap, tidak ada yang mendapat perlakuan istimewa. Satu sel tidak boleh satu orang untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan,'' terangnya.

Selain Winasa, di blok korupsi itu di sel nomor satu dari barat di antaranya Dwipawiyasa (kasus korupsi APBD pemerintahan I.B. Indugosa) dan IGK Mulyarta (kompos). Di sebelahnya ruang tahanan 2, kasus kompos di antaranya Nyoman Suryadi, Permadi dan Nyoman Sadguna. Satu sel sengaja dikosongkan bagi narapidana yang sakit.

Sebagai gambaran blok tahanan di dalam rutan itu terdapat dua pintu sel. Satu pintu sel blok dan pintu sel kamar tahanan. Dalam satu blok itu terdapat empat ruangan sel dan di tengahnya terdapat televisi ukuran 14 inci. Dari pagi sampai malam pintu kamar sel masing-masing dibuka dan penghuni satu blok bisa berbaur. Namun saat jam malam, penghuni masuk sel masing-masing dan pintu terkunci. Setiap pagi mereka juga diharuskan mengikuti senam bersama.

Sesuai aturan, waktu menjenguk juga dibatasi dari Senin hingga Kamis dan hanya diberi waktu 15 menit. Tidak ada ruang khusus untuk menjenguk dan tetap berbaur dengan narapidana lainnya. Seperti yang dialami terpidana Sadguna saat dijenguk istrinya siang kemarin. Mereka bertemu di ruang jenguk dan berkomunikasi berdiri hanya dibatasi kaca.

Gepeng Asal Kubu Repotkan Jembrana

Negara (Bali Post) -Masalah sosial gelandangan dan pengemis (gepeng) serta orang telantar selalu muncul di setiap kabupaten/kota. Tidak terkecuali Kabupaten Jembrana cukup direpotkan dengan gepeng asal Kubu Karangasem. Hampir setiap bulan bahkan minggu, Satpol PP dan polisi mengamankan gepeng ataupun orang telantar.

Di satu sisi, pemerintah juga terbentur dengan kewajiban negara yang termaktub dalam UU 1945 untuk melindungi fakir miskin dan anak telantar. ''Di sisi lain, para gepeng ini setelah dikembalikan ke desanya, beberapa harinya muncul lagi,'' kata petugas Satpol PP, Selasa (25/1) kemarin.

Belum lama ini, Satpol PP Jembrana kembali mengamankan belasan gepeng yang berkeliaran di seputaran Kota Negara. Mereka dianggap meresahkan karena sering beroperasi meminta-minta uang di pasar, terminal, hingga permukiman warga. Atas kegiatan mereka yang dinilai meresahkan itu, mereka diciduk.

Dari tiga belas gepeng yang diciduk, tujuh di antaranya berasal dari Desa Tianyar Kecamatan Kubu Kabupaten Karangasem. Setelah sekitar tiga malam menginap di Kantor Satpol PP, Selasa (25/1) kemarin, mereka akhirnya dipulangkan oleh Dinas Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial ke tempat asal mereka. Salah satu di antara mereka Ni Wayan Merta (55) terlihat menggendong bayinya yang baru berumur 11 bulan, Ketut Rimawan.

Ibu empat anak ini mengaku baru kali ini menginjakkan kakinya ke Jembrana dan mengemis. Merta mengatakan apa yang dilakukannya ini hanyalah terpaksa terhimpit kemiskinan. Apalagi dalam waktu dekat keluarganya perlu uang untuk merayakan pujawali pura di desa. Merta juga menambahkan sejatinya dirinya memiliki lahan beberapa petak yang berada di pekarangan rumah. Sejak beberapa tahun ini dia menggantungkan diri dari bertani jagung.

Tetapi hujan yang terus-menerus mengguyur setahun ini menjadikan lahannya tergenang air dan membuat jagungnya mati. ''Saya terpaksa, biasanya saya di sekitar Denpasar (mengemis), baru kali ini ke Negara sudah ditangkap begini,'' tandasnya. Selama dua hari dirinya baru meraup uang Rp 80 ribu sedangkan anaknya Ni Luh Santi (11) yang ikut bekeliling mengemis mengumpulkan uang Rp 20 ribu. ''Uang anak saya sudah dipakai Rp 5 ribu untuk makan, sisanya Rp 15 ribu. Tekadnya ingin lulus SD lalu bekerja di Badung,'' ujarnya sembari menenangkan bayinya.

Dikatakannya, anaknya sebenarnya masih sekolah kelas V di salah satu SD Tianyar Barat. Namun karena lokasi rumah dengan sekolah jaraknya sangat jauh, anaknya sering mengeluh lelah berjalan, lapar, dan akhirnya tak pernah sekolah lagi. Suaminya selama ini memang memelihara dua ekor sapi milik orang (ngadas) tetapi hasilnya tidak mencukupi untuk menghidupi empat orang anaknya.

Perbukitan

Rumahnya berada jauh di perbukitan tandus. Saat ini air di sana keruh lantaran bercampur dengan debu yang mengendap saat musim kemarau panjang lalu. Sehingga untuk meminum air itu harus berpikir dua kali. ''Saya terpaksa mengemis mengajak anak semua, apalagi kebutuhan upacara mendesak. Anak saya paling kecil juga persiapan otonan,'' keluhnya.

Sebelumnya bersama tiga orang sedesa, diamankan Satpol PP Jembrana saat operasi tramtib Sabtu (22/1) malam di sekitar Taman Makam Pahlawan. Mereka diamankan karena dinilai meresahkan dan menuai keluhan dari masyarakat. Sebelumnya sekitar 15 remaja tanggung bergaya punk dari Jawa juga diamankan. Beberapa di antara mereka nekat datang tanpa bekal mengandalkan hidup di jalanan dan solidaritas teman komunitas. Rombongan anak punk baik dari Jawa maupun Lombok juga selalu menghiasi ruang tunggu kantor Satpol PP. Mereka beralasan ingin menonton konser musik punk dan hidup menggelandang. Petugas Kessos menindaklanjuti orang-orang tersebut untuk selanjutnya dibina dan dikembalikan ke daerah asal mereka. Jumlah orang telantar tidak menentu dalam setahun. Namun selalu saja ada.

Sidak Pos KTP Masih Ada Celah Pendatang Bodong Lolos

Negara (Bali Post) -Munculnya dugaan pungutan liar (pungli) oleh oknum Satpol PP di Pos KTP menuai keprihatinan anggota DPRD. Sejumlah anggota DPRD langsung melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke pos KTP. Sementara penjabat Bupati IGM Sunendra dalam rapat koordinasi dengan SKPD menyikapi serius persoalan filter pendatang ini.

Plt. Ketua DPRD Jembrana, I Ketut Sugiasa, memaparkan dari hasil sidaknya ke Pos KTP Senin (24/1) sore lalu, dia menerima informasi dari koordinator petugas saat itu bahwa tidak ada petugas melakukan pungli. Bahkan dikatakan itu hanya isu, tetapi benar atau tidaknya dari hasil pengamatannya selama tiga jam di Pos KTP perlu ada perbaikan-perbaikan.

Menurutnya, masih ada pendatang yang lolos karena ulah tukang ojek. Selain itu, petugas sering keteteran lantaran jumlah orang yang masuk diperiksa identitas sangat banyak sementara personel kurang. Beberapa sarana juga sudah mulai rusak, seperti komputer serta scanner di kantor. Koordinasi pos KTP dengan ASDP menurutnya juga kurang sehingga ada saja petugas sering cekcok dengan pendatang tanpa KTP atau KTP bermasalah. ''Kami akan segera hearing dengan Pemprov Bali, Kepolisan ASDP, serta Pemkab Jembrana. Koordinasi untuk di perbatasan ini penting,'' terangnya. Pemeriksaan ini berimbas pada Bali secara keseluruhan. Bila ada apa-apa, pihaknya khawatir Jembrana nanti disalahkan. Kesejahteraan para petugas menurutnya juga perlu dinaikkan sehingga tidak ada niat untuk pungli. ''Tugas mereka berat, 24 jam memeriksa,'' terangnya.

Di sisi lain, penjabat Bupati Jembrana IGM Sunendra mengatakan telah membahas kasus dugaan pungli yang dilakukan oknum anggota Satpol PP itu dalam rapat koordinasi rutin dengan semua SKPD Selasa kemarin. Pihaknya meminta agar inspektorat kabupaten segera melakukan pemeriksaan dan hasilnya akan dijadikan landasan untuk memberikan sanksi. ''Sebenarnya tidak perlu lama memeriksa, kasus seperti itu sederhana saja,'' katanya. Menurutnya, hal ini perlu sanksi tegas agar tidak berimbas pada anggota yang lain. Petugas di pos KTP harus mengikuti aturan dan tidak boleh menerima uang dari pendatang.

MK Tolak Gugatan Pas dan Jaya Negara

Negara (Bali Post) -Sidang gugatan Pilkada Jembrana di Mahkamah Konstitusi (MK) memasuki agenda putusan, Rabu (26/1) sore kemarin. MK menolak gugatan dua pasangan kandidat yang kalah, Patriana Krisna-Subanda (Pas) dan Kartikajaya-Ciptanegara (Jaya Negara). Dengan putusan ini maka pasangan nomor 2 yang meraup suara terbanyak pada pilkada 27 Desember lalu, Artha-Kembang, dipastikan menjadi Bupati dan Wakil Bupati Jembrana 2011-2015.

Ketua KPUD Jembrana Putu Wahyu Dhiantara dan anggotanya, Made Semadi, usai mengikuti sidang di MK dihubungi lewat ponselnya kemarin mengatakan, sidang yang dipimpin langsung oleh Ketua MK Mahfud MD itu memutuskan menolak gugatan dua kandidat yang kalah. Dari pihak pemohon (penggugat) yang hadir yaitu Tim Pemenangan Kartikajaya-Ciptanegara (Jaya Negara) Putu Dwita, sedangkan pihak pasangan Patriana Krisna-Subanda yang hadir cawabup Ketut Subanda.

Dari pihak termohon (tergugat) hadir ketua dan anggota KPUD Jembrana. Sementara dari pihak terkait pasangan cabup-cawabup terpilih Putu Artha-Made Kembang Hartawan tidak hadir namun hanya diwakili timnya yaitu Budiasa dan rekan-rekannya.

Semadi menambahkan, adapun pertimbangan MK menolak seluruh permohonan pemohon yaitu tidak terbukti adanya kecurangan secara massif, terstruktur dn terorganisir. Selain itu semua calon melakukan money politics, sehingga tidak perlu dilakukan pilkada ulang. ''Jadi semua permohonan pemohon ditolak MK,'' tambah Semadi.

Cabup terpilih Putu Artha yang dihubungi Bali Post sore kemarin mengaku bersyukur dengan adanya keputusan MK tersebut. ''Kami hanya menunggu jadwal pelantikan dan untuk langkah selanjutnya kami akan rencanakan setelah pelantikan,'' jelasnya.

mengeluh bli..... sampaikan di swara negara

Sampaikan keluhan layanan umum : masalah umum, lingkungan, sosial, ekonomi, politik dll di program Citra Jembrana Setiap hari pukul 08.00 s/d 09.00 wita, de koh ngomong untuk kebaikan dan perbaikan jembrana lebih baik kedepan lewat suara asli rakyat jembrana secara on air di pesawat 0365 - 40314 atau via SMS : 085 792 247 992, lewat email : swaranegara@yahoo.co.id atau surat ke : Jalan Rajawali No. 39 Satria - Jembrana - Bali

apakah kandidat cabup/cawabup Jembrana sudah memiliki misi dan visi yang baik untuk memperbaiki jembrana

Mengenai Saya

negara - Jembrana, Bali, Indonesia
Kami adalah Radio Siaran Swasta di jembrana berada di frekuensi 100.7 FM, info lebih lanjut hubungi kami di 0365 - 40314

Cari Blog Ini

Radio Swara Negara Live On Air

ALAMAT LABEL REKAMAN

1. Nagaswara
Jl. Johar 4U – Menteng
Jakarta 10350, Indonesia.
Telp : +62 (21) 31927138, 31927139, 31902560
Fax : +62 (21) 39899077
www.nagaswara.co.id


2. PT ALFA RECORDS
Jl. Cempaka Putih Tengah I No. 19 B Jakpus
Telp.021 428 79114
Fax. 021 4243700

3. Logiss Record
Jalan Kemanggisan Ilir VI No. 3 Batusari-Slipi
Jakarta Barat, DKI Jakarta Indonesia
Telp. 021 532 4549
Fax 021 532 4549

4. FALCON
Jalan Duren Tiga No. 35
Jakarta Selatan 12760
Indonesia
Phone : +62 21 7989808
Fax : +62 21 7992680
Email : contact@falcon.co.id
5. Malta Music Indonesia
JL.BOULEVARD BLOK V-1 NO 20
TAMAN CIMANGGU ,BOGOR
TLP. 0251-373846
FAX. 0251-373846
6. E-motion Entertainment
Jl. Blora No. 5, Jakarta 10310 INDONESIA
Telp +62 21 310 2888, 310 3888
Fax +62 21 315 5777
7. Michelin Records
Ruko Golden Boulevard II
Block W1/18, BSD City, Tangerang, Indonesia
Telephone :021 5316 3464
Fax :021 5316 3465
Email :business@michelinrecords.com
Website: www.michelinrecords.com
8. Equinox DMD
distributor of full track digital downloads to the iTunes Music Store
A Subsidiary of PT Equinox Publishing Indonesia
Menara Gracia 2th floor
Jl. H.R. Rasuna Said Kav C-17
Jakarta 12940
Tel: +62 21 522 0875
Fax:+62 21 522 0877
Email: info@equinoxdmd.com
www.equinoxdmd.com
9. Virgo Ramayan
Jl Cideng Brt 54
JAKARTA
Phone : 021-3863917, 021-3502461, 021-3863918
10. Lil’fish Records
AYa Koetje
Jl. Raya Pejaten No. 4
Jakarta Selatan
Telp : 021-99361274
Hp : 0813-11348760
Email: records.lilfish@gmail.com
11. Shelmer Record
JL. Jingga Raya C8 No. 19 Kelapa Gading, Jakarta
Telp : (021) 4506965
12. Trinity Optima Production
Alamat : Jl.Hayam Wuruk No.58 Jakarta
Telp : 021 - 6012700
13. ROTTREVORE RECORDS (indie label)
Jalan Bulak Barat 2 No.44
Klender Jakarta Timur
Indonesia 13470
Phone / Fax : +62 21 8618323
14. PT Pentas Orpheus Sukses (POS) Entertainment
Alamat : Jl. Tebet Dalam 4E No. 3 (Blok E No. 65)
Tebet – Jakarta Selatan 12810
Indonesia
Telepon : 62-21- 8315858, 62-21- 8315939
Faksimili : 62-21- 8355956
E-mail : info@postainment.com
15. Staria Music Indonesi (Indie Label)
Distro Contact
For Distribution CASSETTE AND CD
info@stariamusic dot com
+62 21 - 7361423
+62 812 1998471
16. Variant Music Indonesia (Indie Label)
Genre: Death Metal, Grindcore
Band: FLIP-Indonesia, God Forbid-USA
Contact: www.variantmusic.com
e-mail: info@variantmusic.com

17. PRS (Progressive Rock Sony) Records (Indie Label)
Jalan Gudang Peluru Barat IV Blok 4/539, Jakarta
Adhi Nursetyo HP: 0855 100 9620,

email: id_prog@yahoo.com
Bobby Priambodo HP: 0812 808 2895,
email: b_priambodo@yahoo.com
18. Edelweiss Records (Indie Label)
Jl. Kalianyar X Gg. 3 RT 10 RW 02
Jakarta Barat 11310
Phone/Fax: 021-634528
PO BOX 6006 JKBGG 11060
alamgerilya@yahoo.com
Genre: Metal-Underground
Artis: Qishash, Enpelove, He Who Corrupt
19. Amonra Records (Indie Label)
Jl. Panti Asuhan No. 37, Otista III
Jakarta 13340 Indonesia
email: amonrarecords at amonra dot co dot id
website: http://www.amonra.co.id
Phone : (+62 21) 8191745
Fax : (+62 21) 8584746
Hotline : (+62 21) 70780460
Band/Genre: Geboren (Gothic), Dictator (Thrash),
FuneralInception, (Technical Death), Invictus (Prog Death)
20. SonnenGott Musik (Indie Label)
Menganti Permai A2/5 Gresik 61174 East Java - INDONESIA
phone: +62-31-7911712
cellphone: +62-8123162538
http://www.sgmdf.cjb.net
Email: sonnengott@lycos.com
Band/Genre: Nicronomodez (Black), Tragyst (Black)
21. The Eye Music (Indie label)
Band: Authority, Death Vertical, Corugator, Sinusitis
Genre: Extreme Music
Contact: greedkillers@yahoo.com
http://www.the-eye.cjb.net
PO BOX 69110 / JATPK / 13069 Jakarta 13710
22. Krossover Records (Indie label)
A split company of Rotorcorp. Affiliated with Musica for distribution.
Contact: Krisna J. Sadrach
Mobile: 0818968660
Band/Genre: Trauma, Tengkorak, Sucker Head
23. Keci Musik
Jl. Bangka XI, 3A , Kemang , Jakarta, Indonesia

24. Palu Musik Indonesia
Komplek Angkasa Pura I Blok K-48
Kebon Kosong. Kemayoran. Jakarta Pusat 10630

dengan terpilihnya Bupati Jembrana yang baru apakah pemimpin yang baru bisa memperbaiki pembangunan jembrana lebih baik ?