Negara (Bali Post) -Sejak dibuka secara spontan Rabu (26/1) lalu, Posko Peduli Prof. Winasa yang berada di Jalan Udayana, Negara hingga Kamis (27/1) kemarin sudah mengumpulkan sekitar 1.000 tanda tangan. Tanda tangan itu dibubuhkan di kain warna putih dan dipasang di tembok-tembok Gedung Marhaen tersebut.
Gedung ini sebelumnya juga merupakan posko pemenangan pasangan cabup-cawabup yang diusung Demokrat-Partai Golkar, Patriana Krisna-Ketut Subanda. Dari pantauan Bali Post siang kemarin, hanya terdapat beberapa orang yang menjaga posko. Mereka mengaku warga Jembrana dan merupakan pendukung pasangan Kartikajaya dan Cipta Negara (Jaya-Negara).Salah satu pendukung Dewa Darmada asal Mendoyo Dangin Tukad mengatakan ada beberapa yang sudah datang membubuhkan tanda tangan sebagai bentuk dukungan moral. Rencananya para pendukung akan datang kemarin siang untuk bersama-sama menjenguk di Rutan Negara.
Di depan gedung tersebut juga terdapat spanduk berisi tulisan ''Tritura (tiga tuntutan rakyat)'' dan berjejer di dalam gedung spanduk-spanduk lain berisi dukungan dan tanda tangan warga.
Posko Tandingan
Ditahannya Winasa di Rutan Negara menyebabkan rutan kelas II itu menjadi sorotan publik. Termasuk di antaranya masyarakat dan LSM yang ikut mengawasi aktivitas rutan. Koordinator LSM Forda I Ketut Sujana mengatakan masyarakat sekitar Baler Bale Agung dan LSM akan terus mengawal dan mengawasi aktivitas di rutan yang berada dekat dengan RSU Negara itu. Hal ini untuk mengantisipasi celah-celah penyelewengan terutama terhadap tersangka kasus korupsi kompos yang menyita perhatian, Prof. I Gede Winasa.
Tambah Sujana, dari pengamatannya sejak sore setelah Winasa masuk rutan, seseorang terlihat membawa kasur lipat dan bantal. Kasur tipis itu diduga untuk tahanan yang ada di dalam tahanan. Begitu juga saat malam, ia juga melihat ada orang yang membawa dua bungkusan plastik warna merah dan hitam. Bungkusan tersebut ditaruh di dekat pohon depan pintu masuk rutan. Beberapa saat kemudian ada orang keluar dari rutan bermaksud mengambil bungkusan itu. Melihat hal itu, Sujana bersama rekan lainnya berteriak dan orang itu masuk kembali ke rutan.
Kepala Keamanan Rutan Negara I Made Ardana membantah ada yang membesuk malam hari. ''Memang ada kemarin yang mau masuk, saya tidak persilakan karena jam malam dan bukan jadwal besuk,'' terangnya.
Siang kemarin juga ada kejadian ganjil di mana ada seorang perempuan misterius yang datang masuk ke rutan saat istirahat sebelum jam besuk siang. Diduga orang tersebut masuk menemui Winasa. Namun hingga jam besuk habis dan sejumlah wartawan serta LSM menyanggongi beberapa jam, orang tersebut belum keluar. Padahal waktu besuk hanya dibatasi 15 menit. Orang tersebut masuk sekitar pukul 11.00 wita. Sebuah mobil Karimun warna silver juga terlihat masuk ke dalam rutan. Hingga pukul 15.30 wita, mobil Karimun tersebut belum juga keluar.
Baju Tahanan Kekecilan
Negara (Bali Post) -Hari pertama Winasa di Rutan Negara sebagian besar dihabiskan menerima tamu. Sejumlah sanak keluarga dan rekan-rekan silih berganti menjenguk Winasa. Kepala Keamanan Rutan Negara I Made Ardana ditemui kemarin mengatakan, selama berada di dalam tahanan kegiatan Winasa sesekali ngobrol dengan teman satu sel dan tidur.Saat pagi hari kemarin Winasa juga ikut senam pagi sekitar 15 menit berbaur dengan seluruh napi yang menghuni rutan. Di dalam tahanan, lanjutnya, kondisi Winasa baik saja hanya terlihat sedikit batuk-batuk. Setelah senam, Winasa juga ikut bekerja bakti bersih-bersih di areal rutan bersama napi lainnya. Winasa juga sesekali berinteraksi dengan napi lainnya. ''Pak Winasa ikut kerja bakti, memungut daun-daun kering dan selanjutnya istirahat,'' tandasnya.
Menurutnya, yang membesuk kemarin tidak begitu padat. Putra pertamanya, Patriana Krisna (Ipat), juga terlihat menjenguk bersama kerabat lainnya. Ipat sempat besuk, cuma sebentar sekitar pukul sepuluh. Winasa selama di dalam sel juga masih mengenakan celana jeans pendek dan baju sebelumnya. Semestinya Winasa memakai baju rutan berwarna biru, namun ternyata baju seragam itu kekecilan sehingga diperbolehkan memakai baju biasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar